Sabtu, 09 Juli 2011

Konsep Tri Hita Karana

Tujuan kegiatan adalah merupakan penerapan falsapah hidup “Tri Hita Karana”, dimana kegiatan berfokus pada keseimbangan antara manusia dengan Sang Pencipta (Sanghyang Widhi Wasa), antara manusia dengan lingkungannya dan antara manusia dengan sesamanya guna meningkatkan kesejahtraan umat manusia.

Konsep Sapta Pesona

TEMPAT WISATA HARUS KEMBANGKAN SAPTA PESONA
PENGERTIAN SAPTA PESONA

Sapta Pesona merupakan jabaran konsep SADAR WISATA khususnya terkait dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan rumah (Host) dalam upaya menciptakan lingkungan dan suasana kondusif yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata Desa Bebetin.
Logo Sapta Pesona


Jabaran slogan adalah dengan mewujudkan unsur-unsur :
1. Aman
2. Tertib
3. Bersih
4. Sejuk
5. Indah
6. Ramah Tamah
7. Kenangan
Uraian Sapta Pesona tersebut menyatu tak terpisahkan di dalam program-program pembangunan kepariwisataan sebagai sektor andalan devisa Nasional, pendidikan Kota, kebudayaan Bangsa, serta program kesejahteraan warga seperti berikut:
1. Aman
o Suatu kondisi lingkungan destinasi wisata yang memberi rasa tenang, bebas dari rasa takut dan kecemasan wisatawan.
o Daerah tujuan wisata dengan lingkungan yang membuat nyaman wisatawan dalam melakukan kunjungan.
o Menolong, melindungi, menjaga, memelihara, memberi dan meminimalkan resiko buruk bagi wisatawan yang berkunjung.
2. Tertib
o Destinasi yang mencerminkan sikap disiplin, teratur dan profeional, sehingga memberi kenyamanan kunjungan wisatawan.
o Ikut serta memelihara lingkungan
o Mewujudkan Budaya Antri
o Taat aturan/ tepat waktu
o Teratur, rapi dan lancar
3. Bersih
o Layanan destinasi yang mencerminkan keadaan bersih, sehat hingga memberi rasa nyaman bagi kunjungan wisatawan
o Berpikiran positif pangkal hidup bersih
o Tidak asal buang sampah/ limbah
o Menjaga kebersihan Obyek Wisata
o Menjaga lingkungan yang bebas polusi
o Menyiapkan makanan yang higienis
o Berpakaian yang bersih dan rapi
4. Sejuk
o Destinasi wisata yang sejuk dan teduh akan memberikan perasaan nyaman dan betah bagi kunjungan wisatawan.
o Menanam pohon dan penghijauan
o Memelihara penghijauan di lingkungan tempat tinggal terutama jalur wisata
o Menjaga kondisi sejuk di area publik,restoran, penginapan dan sarana fasilitas wisata lain
5. Indah
o Destinasi wisata yg mencerminkan keadaan indah menarik yang memberi rasa kagum dan kesan mendalam wisatawan.
o Menjaga keindahan obyek dan daya tarik wisata dalam tatanan harmonis yang alami
o Lingkungan tempat tinggal yang teratur, tertib dan serasi dengan karakter serta istiadat lokal
o Keindahan vegetasi dan tanaman peneduh sebagai elemen estetika lingkungan
6. Ramah Tamah
o Sikap masyarakat yang mencerminkan suasana akrab, terbuka dan menerima hingga wisatawan betah atas kunjungannya
o Jadi tuan rumah yang baik & rela membantu para wisatawan
o Memberi informasi tentang adat istiadat secara spontan
o Bersikap menghargai/toleran terhadap wisatawan yang datang
o Menampilkan senyum dan keramah-tamahan yang tulus.
o Tidak mengharapkan sesuatu atas jasa telah yang diberikan
7. Kenangan
o Kesan pengalaman di suatu Destinasi wisata akan menyenangkan wisatawan dan membekas kenangan yang indah, hingga mendorong pasar kunjungan wisata ulang
o Menggali dan mengangkat budaya lokal
o Menyajikan makanan/ minuman khas yang unik, bersih dan sehat
o Menyediakan cendera mata yang menarik
Maka mari memulai… perhatikan.. lakukan Program ini! OBYEK WISATA DESA membutuhkan berfungsinya Kelompok SADAR WISATA! Jika telah terbentuk Pokdarwis di wilayah Anda, berusahalah memanfaatkan Kelompok tersebut dengan mensosialisasikan program SAPTA PESONA…! Datangnya wisatawan hanyalah sarana untuk memberdayakan potensi masyarakat, dan ujungnya adalah meningkatnya ‘kesejahteraan’ warga demi hidup lebih berkualitas.
Dalam usaha pengembangan potensi wisata Bukit Bebetin dan sekitarnya di Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, diharapkan seluruh tempat- tempat yang memiliki potensi wisata yang ada di Desa Bebetin, dapat mengembangkan sapta pesona untuk memberikan keindahan, kebersihan dan kenyamanan pada tempat wisatanya. Harapan ini disampaikan utamanya ditujukan kepada masyarakat dan pelaku pengembang wisatanya
Pengembangan konsep Sapta Pesona sangat perlu dilakukan oleh setiap pihak yang terkait dengan industri wisata. Karena dengan seperti itu, obyek wisata yang akan ditawarkan bisa menarik minat wisatwan untuk berkunjung. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk upaya untuk mengangkat Desa Bebetin, dalam sektor kepariwisataan. “Bila perlu dilakukan pentas budaya lokal Bebetin bisa dilakukan sebagai daya tariknya, tidak hanya satu kali setahun dipentaskan, namun bisa dilakukan 3 bulan atau 6 bulan sekali. Seperti kegiatan rutin Atraksi Wisata Sapi Gerumbungan “Wiwit Merta Sari”, seminggu sekali dan kegiatan mestinya dilakukan pula pentas atau atraksi budaya lainnya.
Kemudian mengenai kebersihan obyek wisata yang masih kotor perlu di bersihkan baik sampahnya dan lain sebagainya termasuk tertib mengenai penataan parkirnya tempat makannya maupun restorannya di mana jangan sampai kertiban ini masuk keluarnya kendaraan di tempat wisata itu menganggu wisatawan yang berkunjung denga didukung pengadaan bak-bak penampungan sampah sementara-akhir yang dikelola dengan baik.
Revitalisasi Sadar Wisata Menuju Kesejahteraan Warga
Program Pokdarwis memiliki dua sasaran pokok yaitu bagaimana menjadi TUAN RUMAH yang baik dan ikut menikmati kunjungan wisatawan hingga mampu meningkatkan ‘nasionalisme’ bahkan bisa merasakan menjadi wisatawan. Realisasi pokdaswis adalah dengan melaksanakan SAPTA PESONA, hingga mendorong Destinasi menjadi lebih bersaing, meningkatkan jumlah wisatawan yang datang, mendorong pembangunan lokal dan peluang kerja warga masyarakat. Dengan demikian program ini bagi masyarakat adalah demi peningkatan kesejahteraan hidup.
(Sumber: Panduan Sadar Wisata, 2008)
Penutup
Sosialisasi dan revitalisasi yang efektif dipaparan makalah ini perlu diwujudkan diatas kesadaran, bahwa budaya Bali akan tetap diminati warganya, sehingga wisatawan yang datang merasakan pengalaman kunjungan selama di Desa Bebetin sebagai atraksi kebudayaan yang sebenarnya dengan lingkungan sejarah dan alam yang mempesona. Mungkinkah kesadaran masyarakat seiring dengan mitra pemerintah dan wisatawan yang datang? Mari buktikan bahwa kita bisa! ***
Sumber Tulisan :
1. Buku Panduan Sadar Wisata, 2008.
2. Karang Taruna, 2009

Konsep Pengembangan Program Pokdarwis Bhuana Shanti Desa Bebetin

Pokdarwis Bhuana Shanti Desa Bebetin dalam mengembangkan programnya memakai beberapa konsep utama, diantarana :
1. Konsep Sapta Pesona
2. Konsep Tri Hita Karana

Tentang Pokdarwis

INFORMASI TENTANG POKDARWIS
Dahulu masyarakat mengenal Kelompok Sadar Wisata dan merasakan pentingnya program tersebut. Mengherankan, slogan Sapta Pesona Pariwisata era Menteri Soesilo Soedarman (1989) hilang begitu saja ketika periode kementrian berakhir, dan baru muncul 19 tahun kemudian yakni Permen no. PM 04/UM 001/MKP/2008 Tentang Sadar Wisata. Program ini menggambarkan partisipasi dan dukungan segenap masyarakat dalam mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya kepariwisataan di suatu destinasi wilayah.
Pelaksanaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) bisa melalui ceramah, sarasehan, diskusi, kompetisi, percontohan dan perintisan. Ini bertujuan; (1) meningkatkan pemahaman segenap komponen masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik dalam mewujudkan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya pariwisata serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (2) Menggerakkan dan memotivasi kemampuan serta kesempatan masyarakat sebagai wisatawan untuk menggali dan mencintai tanah air.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) justru mampu menjalin Multi efek kegiatan pariwisata dan dapat meningkatkan harkat warga menjadi bangsa bermartabat. Kesadaran ini mendorong semua pihak agar mau berjalan berwisata di muka bumi tempat berpijak untuk melihat jejak peradaban manusia ada. Demi peningkatan pembangunan bidang Kebudayaan dan Pariwisata, maka adanya Pokdarwis merupakan kebutuhan bagi keberhasilan pembangunan. Sudah pasti dari sini akan muncul sinergi antara Pemerintah, Pelaku Usaha Pariwisata, Akademisi, Media dan Ormas setempat.

Kelompok Sadar Wisata ( Pokdarwis ) adalah merupakan salah satu alternatif pengembangan pariwisata terkait dengan kampanye sadar wisata. Pengembangan pariwisata nusantara yang dilakukan Kelompok Sadar Wisata ( pokdarwis ) melalui berbagai kegiatan antara lain pembinaan masyarakat melalui kelompok swadaya dan swakarsa masyarakat yang berfungsi sebagai penggerak pembangunan pariwisata.
Tujuan pembentukan pokdarwis adalah sebagai mitra pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat di bidang pariwisata, meningkatkan sumber daya manusia, mendorong terwujudnya Sapta Pesona (keamanan, ketertiban, keindahan, kesejukan, kebersihan, Keramahtamahan dan kenangan), meningkatkan mutu produk wisata dalam rangka meningkatkan daya saing serta memulihkan pariwisata secara keseluruhan. Sifat ramah tamah rakyat indonesia ini merupakan salah satu “model potensial” yang besar dalam pariwisata. Disamping keindahan alam dan atraksi yang menarik, sifat ramah tamah ini juga merupakan “investasi tak nyata” dalam arti kata sesungguhnya pada industri pariwisata, karena ia merupakan daya tarik tersendiri.
Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) sangat berperan dalam membangun bidang pariwisata. Sebagai mitra pemerintah kelompok ini diharapkan mampu menggairahkan kepariwisataan di Indonesia, melalui berbagai pembentukan-pembentukan pokdarwis yang di fasiltasi pemerintah di daerah-daerah. khususnya dalam mengimplementasikan sapta pesona.

ASPEK HUKUM
Ada beberapa dasar hokum yang dijadikan dasar pembentukan pokdarwis diantaranya :
1. UU Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan
2. UU Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. P.P No. 67 Tahun 1996 Tentang Kepariwisataan
4. Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 16 Tahun 2005 Tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata
5. Permen Kebudayaan dan Pariwisata RI No. P.M. 04 / UM 001 / MKP / 2008 Tentang Sadar Wisata

S E J A R A H

Sadar wisata sudah menjadi kegiatan Bimbingan Masyarakat (Binmas) Ditjen Pariwisata sejak tahun anggaran 1989-1990. sedangkan pada tanggal 3 April 1989 Presiden Soeharto mencanangkan tahun Sadar Wisata yang ditujukan pada masyarakat luas agar lebih menyadari pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan sekaligus berpartisipasi dalam kegiatan pariwisata. Kampanye untuk menyiapkan masyarakat menyongsong Visit Indonesia Year 1991 itu ditekankan pada Sapta Pesona, tujuh jurus yang mutlat perlu dalam menggalang potensi wisata yang meliputi aspek aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah-tamah dan kenangan. Dengan kampanye tersebut diharapkan sejak datang pertama kali dan menginjakan kakinya di bandara hingga kembali ke negaranya lagi, wisatawan mancanegara yang melakukan kunjungan ke Indonesia sudah bisa mendapatkan ketujuh unsur Sapta Pesona itu.

Program Binmas Ditjenpar ketika itu misalnya adalah melakukan sosialisasi langsung lewat seminar, lokakarya, temu wicara dengan pejabat instansi sektoral yang juga pembuat keputusan maupun dengan para pengelola pariwisata untuk meningkatkan kerja sama lintas sektoral dan mendapatkan dukungan kebijakan instansi terkait. Ada pula komunikasi lewat media cetak dan elektronik agar terbentuk opini yang mendukung pariwisata. Kelompok masyarakat, sekolah-sekolah maupun pesantren dilibatkan untuk meningkatkan pengertian masyarakat sehingga terwujud Sapta Pesona. Dibentuk pula Kelompok-kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) di berbagai daerah, sehingga masyarakat merasa terlibat dan mendapatkan manfaat dari kegiatan pariwisata.

ANALISA PENCAPAIAN POKDARWIS
Optimalisasi dalam pembentukan dan kinerja pokdarwis tidak terlalu signifikan. Di beberapa daerah yang terdapat pokdarwis jumlah wisatawan tidak banyak meningkat bahkan bisa dapat dikatakan bahwa pencapaian target wisatawan dari tahun ke tahun tidak terdapat peningkatan berarti bahkan tidak stabil akibat banyaknya hambatan yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata.

Banyak faktor yang menjadi permasalahan terhambatnya kinerja dan operasional pokdarwis. Mulai dari kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pariwisata, kurangnya peran pemerintah dalam memfasilitasi pokdarwis, kurang kondusifnya situasi dan kondisi perkembangan pariwisata di dalam negeri akibat berbagai permasalah ekonomi, sosial, politik, Untuk itu dibutuhkan kerjasama berbagai pihak dan seluruh stake holder baik dari berbagai kalangan pemerintah, masyarakat maupun pihak swasta untuk membangun kembali komitmen seluruh komponen masyarakat secara bersama-sama dalam menciptakan lingkungan dan suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan kepariwisataan di berbagai daerah dan secara tidak langsung turut mengoptimalkan peran pokdarwis sebagai mitra pemerintah dalam pengembanagan pariwisata.

REKOMENDASI

Program pembentukan pokdarwis ( Kelompok Sadar Wisata ) memberikan harapan yang tinggi dari berbagai kalangan namun akhirnya kembali tenggelam karena tidak adanya kesinambungan. Kini setelah mengalami kurun waktu yang panjang selama 19 tahun, masalah rendahnya tingkat kesadaran masyarakat menyangkut pariwisata semakin memprihatinkan. Banyak pihak yang masih memandang remeh apalagi menyadari dampak ekonomi pariwisata bagi negara.
Beberapa indikator menurut penulis yang dilihat akibat dari kegagalan Pokdarwis dalam menjalankan fungsinya sebagai mitra pemerintah dalam pengembangan pariwisata antara lain :
1. Tidak adanya kesinambungan dalam pengembangan pariwisata melalui program – program pemerintah .
2. Kurangnya peran pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai fasilitator dan mediator.
3. Kurangnya kesadaran masyarakat akan multieffect pariwisata terhadap berbagai sektor.
4. Kurangnya dukungan finansial ( dana ) guna mendukung program-program pokdarwis

Guna mencapai tingkat keberhasilan pencapaian kinerja Pokdarwis, penulis menawarkan beberapa alternatif diantaranya :
1. Perlunya peran pemerintah baik pusat maupun daerah untuk lebih aktif serta memberikan dukungan serius terhadap pokdarwis yang berkesinambungan.
2. Perlunya pembinaan serta diklat – diklat kepada pokdarwis baik di daerah maupun pusat guna meningkatkan kinerja sebagai tenaga professional dan terdidik dalam pengelolaannya. Selain itu dapat dilakukan juga perlombaan – perlombaan guna merangsang pokdarwis.
3. Adanya kesadaran masyarakat dalam pengembangan pariwisata melalui dukungan penuh terhadap pokdarwis. Masyarakat juga diuntungkan jika program sadar wisata berjalan sesuai rencana. Masyarakat bisa memasarkan beragam bentuk suvenir, memberikan pelayanan sebaik-baiknya di bidang akomodasi dan transportasi, bahkan ikut mengisi lowongnya SDM-SDM yang diperlukan di sektor seni budaya dan kepariwisataan

Tentang Pokdarwis Bhuana Shanti Desa Bebetin

KELOMPOK SADAR WISATA
BHUANA SANTHI DESA BEBETIN

TERBENTUKNYA KELOMPOK SADAR WISATA
POKDARWIS BHUANA SHANTI DESA BEBETIN

Logo Pokdarwis Bhuana Shanti


Desa Bebetin yang berada dalam wilayah kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng merupakan sebuah desa yang memendam banyak potensi seperti kawasan pebukitan, persawahan, perkebunan dan perairan serta budaya masyarakatnya yang masih melekat dengan sistem gotong-royongnya. Potensi lainnya seperti kesenian, adat-istiadat, kerajinan sebagai ciri khas Desa Bebetin. Kawasan Bukit Bebetin yang menjadi prioritas konservasi ini sedang dikelola guna merubah perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Bebetin. Meskipun terkendala oleh sangat kurangnya akses dan prasarana fisik menuju objek pariwisata tersebut, semangat para warga sekitar dalam merintis, menjaga dan mempersiapkan potensi yang mereka miliki sangatlah penting.
Dahulu masyarakat mengenal Kelompok Sadar Wisata dan merasakan pentingnya program tersebut. Slogan Sapta Pesona Pariwisata dahulu berakhir, dan muncul Permen No. PM 04/UM 001/MKP/2008 Tentang Sadar Wisata. Program ini menggambarkan partisipasi dan dukungan segenap masyarakat dalam mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya kepariwisataan di suatu destinasi wilayah.
Pelaksanaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) bisa melalui ceramah, sarasehan, diskusi, kompetisi, percontohan dan perintisan. Ini bertujuan; (1) meningkatkan pemahaman segenap komponen masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik dalam mewujudkan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya pariwisata serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (2) Menggerakkan dan memotivasi kemampuan serta kesempatan masyarakat sebagai wisatawan untuk menggali dan mencintai tanah air.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) justru mampu menjalin Multi efek kegiatan pariwisata dan dapat meningkatkan harkat warga menjadi bangsa bermartabat. Kesadaran ini mendorong semua pihak agar mau berjalan berwisata di muka bumi tempat berpijak untuk melihat jejak peradaban manusia yang tergelar. Demi peningkatan pembangunan bidang Pariwisata Desa Bebetin, maka adanya Pokdarwis merupakan kebutuhan bagi keberhasilan pembangunan suatu desa. Sudah pasti dari sini akan muncul sinergi antara Pemerintah, Pelaku Usaha Pariwisata, Akademisi, Media dan Ormas setempat.
Sebuah langkah kecil yang dimotori karang taruna bersama kelompok pencinta alam di Desa Bebetin pasti akan menghasilkan langkah besar yang lebih bermanfaat dalam menerapkan kehidupan berkonsep Tri Hita Karana. Oleh karena itu pada hari Selasa (7/8) diselenggarakan pertemuan para tokoh pemuda di Sekretariat Karang Taruna “Kartika Jaya”, sebagai langkah awal menjadikan Desa Bebetin menjadi “Kawasan Desa Wisata”, melalui Penataan Bukit Bebetin, Penataan Kesenian dan Penangkaran satwa langka jenis Kijang serta potensi besar lainnya. Tujuan pertemuan agar dapat tercipta sebuah kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), yang merupakan ujung tombak dalam menjaga, melestarikan, menjual, dan mempersiapkan potensi pariwisata Desa Bebetin. Dengan membuat sebuah kelompok sadar wisata ini diharapkan akhirnya akan dapat membuat sebagian besar warga masyarakat menjadi sadar dan mengerti akan potensi pariwisata yang dimiliki oleh mereka. Sebuah potensi tidak akan dapat tergali dengan maksimal tanpa peran serta masyarakat sekitar tempat tersebut. Fungsi Pokdarwis disini adalah sebagai wadah bertukar pikiran, kekuatan, pembicaraan, dan pengembangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan. Sarana penyalur aspirasi dan komunikasi sosial antar pengurus dan warga. Dengan demikian maka akan tercipta “Tourism Information Centre” yang pertama bagi segenap kegiatan terkait dengan wisata di desa setempat.
Struktur organisasi Pokdarwis sendiri cukuplah simple, hanya terdiri dari elindung, dewan penasihat, ketua, sekretaris, bendahara, dan 8 bidang lain yang terdiri dari bidang humas, bidang keamanan, bidang suguhan, bidang tranportasi dan homestay, bidang pemandu, bidang atraksi, bidang objek wisata dan bidang kerajinan. Jika kelompok ini terbentuk dan setiap kepengurusan dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab maka objek wisata Desa Bebetin hanya tinggal menunggu waktu saja dalam menjadi sebuah objek pariwasata andalan dan dapat segera merubah warna dan roda kehidupan masyarakatnya.
Pada pertemuan awal pembentukan Pokdarwis ini telah berkumpul warga dan perangkat serta pengurus karang taruna sebanyak kurang lebih 33 orang. Mereka dengan antusias dan semangat setuju dengan adanya pembentukan kelompok sadar wisata ini. Pada keputusan akhir pertemuan ini akhirnya telah terbentuk Pokdarwis Bhuana Shanti dengan Susunan Pengurusnya dan saudara I Made Marsana, S.KM terpilih sebagai ketua. Diharapkan dengan telah terbentuknya Pokdarwis ini potensi yang terpendam dapat segera tergali secara maksimal dengan mengutamakan kelestarian lingkungan.
Ditulis oleh : Ketua Karang Taruna Kartika Jaya (I Made Marsana, S.KM)